YOGYAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar silaturahmi dan bakti sosial (baksos) membagikan sejumlah 250 paket sembilan bahan pokok (sembako).
Baksos ditujukan bagi Komunitas Juru Parkir Abu Bakar Ali (ABA), Penggerak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Teteg, Komunitas Pelaku Usaha di Taman Parkir Senopati, dan Perkumpulan Jaga Warga Dusun Serangan, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
Kegiatan berlangsung di pos polisi lalu lintas (pos pol lalin) Gardu Anim, Teteg Malioboro, Ngabean, dan Gondomanan.
Kasubdit 2 Ditintelkam Polda DIY AKBP Dwi Prasetio Nugroho, S.E., M.H. menuturkan, Polda DIY mengemban tugas mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengawal kelompok pelaku usaha agar tetap bisa berkarya dan bertumbuh.
Baca juga:
RI Imbau G20 Jadi Solusi Masalah Ekonomi
|
"Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Polda DIY membantu dengan membagikan sembako khususnya rekan-rekan warga masyarakat DIY untuk ikut serta berperan aktif menjaga kesatuan dan persatuan, mencegah perpecahan sosial, tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan senantiasa mengedepankan aksi damai saat menyuarakan aspirasinya. Melalui kegiatan ini pula diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menjadikan pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa dan masyarakat, " ungkapnya, didampingi Kasatlantas Polresta Yogyakarta AKP. Maryanto, S.H., M.M.
Hal ini, kata AKBP Dwi Prasetio, guna mendorong penguatan kerja sama dan partisipasi masyarakat supaya berperan aktif turut menciptakan dan menjaga situasi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) yang kondusif selama pelaksanaan pentahapan menjelang Pemilu 2024 di wilayah DIY.
Ditemui seusai menerima paket sembako, Inul dan Indra Aspuriah pramusaji warung kuliner Teteg Malioboro, dan R.Y. Harto Suroyo petugas parkir di Ngabean mengungkapkan rasa syukurnya dan sangat mengapresiasi aksi kepedulian dari Polda DIY ini.
"Kami mengucapkan terima kasih karena ini sangat membantu memenuhi kebutuhan sembako sehari-hari di saat harga pangan sedang mahal-mahalnya, " kata mereka.
Lebih lanjut, AKBP Dwi Prasetio menjelaskan, pertumbuhan laju ekonomi dapat kita lihat dari tingginya inflasi yang mencapai 3, 44 persen hal ini sebagai akibat adanya kenaikan harga salah satunya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6, 97 persen.
Dalam menjaga stabilitas harga pangan, saat ini pemerintah tengah memasukkan ketahanan pangan dalam Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2022-2024.
Kenaikan harga pangan disebabkan oleh banyak faktor mulai dari gagal panen akibat perubahan iklim yang ekstrem, dampak perang Rusia-Ukraina, serta kebijakan pembatasan ekspor.
Komoditas harga pangan terancam merangkak naik imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Lonjakan harga pangan akan mendorong inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat, daya beli yang menurun akan mengurangi kegiatan belanja masyarakat.***